Potential Assessment and Assessment Center

http://www.adilkurnia.com is the website for human resource development

Human Resource Management Consultancy

http://www.adilkurnia.com is the website for human resource development

Job Analysis, Workload Analysis and Job Design

http://www.adilkurnia.com is the website for human resource development

Recruitment, Manpower Supply and Outsourcing

http://www.adilkurnia.com/ is the website for human resource development

Training and Development

http://www.adilkurnia.com is the website for human resource development

Saturday 13 July 2013

Andaikata Aku Bisa Memberi Lebih Banyak Lagi


Bismillahirrahmanirrahim...
Seperti yang telah biasa dilakukan ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia, maka Rasulullah SAW mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.

Kemudian Rasulullah SAW bertanya, “Tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?”. Istri almarhum menjawab, “Saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal”. “Apa yang dikatakannya?”, tanya Rasulullah SAW. “Saya tidak tahu, ya Rasulullah, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah rintihan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.” “Bagaimana bunyinya?” desak Rasulullah SAW. Istri yang setia itu menjawab, “Suami saya mengatakan “Andaikata lebih jauh lagi… andaikata yang masih baru….. andaikata semuanya….”, hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?” Rasulullah SAW tersenyum, lalu mengatakan “Sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru”.

"Kisahnya begini, pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun, maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan pahala amal sholehnya itu, lalu ia pun berkata “Andaikan lebih jauh lagi”. Maksudnya, andaikata jalan ke masjid itu lebih jauh lagi, pasti pahalanya lebih besar pula."

“Ucapan lainnya ya Rasulullah SAW?”, tanya sang istri mulai tertarik. Nabi menjawab, “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut, dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, “Andaikata yang masih baru kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi”. Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya."

“Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rasulullah SAW?”, tanya sang istri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi menjelaskan, “Ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan menghembuskan nafasnya, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata, "Kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda."

Begitulah keadilan Tuhan. Pada hakekatnya, apabila kita berbuat baik, sebetulnya kita juga yang beruntung, bukan orang lain. Lantaran segala tindak-tanduk kita tidak lepas dari penilaian Allah. Sama halnya jika kita berbuat buruk. Akibatnya juga menimpa kita sendiri. 

“Kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula.” (QS. Al-Isra': 7).

Semoga kisah ini bisa membekali kita masyarakat muslim Indonesia di Darwin untuk siap beramal lebih banyak lagi terutama saat bulan Ramadhan yang telah Allah janjikan pahalanya menjadi berlipat ganda, aamiin...

Sumber: Al-Kisah

Dikejar Buaya di Darwin, Larilah Lebih Cepat dari Teman Anda


Warga dan wisatawan yang traveling ke Australia Utara (Northern Territory), harus waspada terhadap serangan buaya. Belum ada siasat lari yang efektif kalau dikejar reptil buas ini. Cara terbaik, berlarilah lebih cepat dari teman Anda.
Keberadaan buaya memang dilestarikan di Darwin dan kawasan lain di Negara Bagian Northern Territory, Australia. Penduduk Kota Darwin dan sekitarnya pun dihadapkan pada dilema akan upaya pelestarian sekaligus risiko yang harus mereka hadapi.
Bagaimana tidak, persis di samping pelabuhan di sebelah utara kota Darwin, terdapat rawa-rawa dengan buaya berkeliaran bebas. Rawa-rawa tersebut berada tepat di pinggir jalan raya besar yang menghubungkan Darwin dengan wilayah-wilayah di sebelah selatan. Beruntung, pemerintah kota Darwin memberi pagar kawat besi yang membatasi rawa dengan jalan raya.
Pemerintah Northern Teritory juga sudah memberikan larangan, ataupun pemberitahuan untuk melintas ataupun berenang di setiap perairan baik itu danau ataupun rawa yang menjadi tempat bermukim buaya. Namun tetap saja, setiap tahun ada saja insiden buaya menerkam manusia di wilayah Darwin dan sekitarnya.
“Insiden mengenai orang diterkam buaya selalu terjadi. Itu yang akan coba kita cegah,” ujar Bill Zammit, staf Dinas Pariwisata Northern Teritory Australia. Menurut Bill, setiap masyarakat di Darwin harus mengetahui betul bagaimana tipe perairan yang cocok bagi buaya untuk bermukim. Karena menurutnya, jika seseorang sudah berada di dekat buaya, maka dia benar-benar dalam bahaya. “Lebih baik menghindari daripada harus bertemu dengan buaya,” kata Bill.
Bill menuturkan, awalnya beredar mengenai bagaimana cara efektif untuk menghindar dari kejaran buaya. Namun dari kronologi insiden yang terjadi, siasat tersebut tidak berlaku. “Misalnya katanya berlari zig-zag mampu mengecoh buaya. Sudah ada yang pernah mencobanya, tetap saja kakinya diterkam,” kata Bill.
Bill mengkisahkan, beberapa waktu lalu pernah ada tiga pemancing yang ngeyel tetap mencari ikan di sungai Adelaide, yang terdapat banyak buaya. Para pemancing ini sudah menjaga jarak dengan sisi sungai dan selalu berkonsentrasi menatap ke depan. Jika ada pergerakan mencurigakan dari dalam air, mereka segera berlari.
Para pemancing ini tak mendapatkan sinyal bahaya apapun selama beberapa jam. Namun tiba-tiba saja mereka dikejutkan oleh suara berisik di semak-semak yang berada di belakang. Begitu mendekat, mereka dikagetkan karena sesosok buaya berukuran besar sudah berada sangat dekat dengan mereka bertiga. “Buaya itu ternyata keluar dari sungai ke daratan dari titik yang lain dan berjalan melingkar. Hingga akhirnya menyerang dari belakang. Satu orang meninggal diterkam di sini,” kata Bill sambil menunjuk lehernya.
Menurut Bill, sampai sekarang belum ditemukan adanya teori yang teruji mengenai bagaimana berhadapan dengan buaya. Berlari saja secepat mungkin, lebih cepat dari teman Anda yang lain.”Jika Anda dikejar buaya, maka berharaplah ada yang berlari lebih lambat dari Anda. Di air maupun di darat, mereka bergerak lebih cepat dari manusia,” kata Bill.
Jika Anda berkunjung ke Darwin dan kawasan wisata di sekitarnya, pastikan Anda membaca petunjuk mengenai perairan-perairan yang ada di sana. Atau, berjalanlah bersama warga lokal yang tahu betul situasi setempat.
Sumber: detikTravel

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More