Sunday 29 September 2013

Kisah Si Pencuri Kue


Suatu malam, seorang wanita sedang menunggu di bandara. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di sebuah gerai toko di bandara, lalu menemukan tempat duduk.

Sambil duduk, wanita tersebut memakan kue sambil membaca buku yang baru dibelinya. Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki di sebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua kue yang berada diantara mereka berdua. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan.

Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si "Pencuri Kue" yang pemberani itu menghabiskan persediaannya.Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki itu juga mengambil satu. Ia makin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itu pun sempat berpikir: ("Kalau aku bukan orang baik, tentu sudah kutonjok dia !").

Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan, dan ia segera mengumpulkan barang-barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari buku yang hampir selesai dibacanya.

Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas karena kaget. Ternyata di situ ada kantong kuenya. "Kok milikku ada di sini, jadi kue tadi adalah milik siapa... Milik lelaki itu?", pikirnya dengan masih terheran.

"Ah, terlambat sudah untuk meminta maaf", ia pun tersandar dan merasa sedih. "Bahwa sesungguhnya akulah yang salah, tak tahu terima kasih dan akulah sesungguhnya sang pencuri kue itu; bukan dia!", pikirnya dengan perasaan sangat menyesal.

Dalam hidup ini, kisah pencuri kue seperti tadi seringkali terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri, dan tak jarang kita berprasangka buruk. Orang lainlah yang selalu salah, orang lain yang patut disingkirkan, orang lain yang tak tahu diri, orang lain yang berdosa, orang lain yang selalu bikin masalah. Kita sering mengalami hal diatas, kita sering berpikir bahwa kita paling benar sendiri, kita paling suci, kita paling tinggi, kita paling pintar, dan seterusnya.


(BBM from PB)

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More