Saturday 24 November 2012

Pemarah Yang Bijaksana

Ulysses Grant
Jenderal Horace Potter pernah menulis tentang percakapannya dengan Jenderal Ullysses Grant *) pada suatu malam saat mereka duduk di dekat api unggun.

Ditulis oleh Potter:
"Jenderal Ulysses, Anda luar biasa, walaupun Anda dididik dalam kekerasan militer, dan selalu mengalami permainan kasar dalam tugas garis depan. Anda tidak terpancing untuk mengumpat. Saya tidak pernah melihat anda mengucapkan kata kata kasar sekalipun. Anda punya alasan untuk hal ini?" tanya Potter

Grant menjawab,
Saya tidak mau membiasakan mengumpat. Sejak remaja saya tidak pernah melakukannya, dan ketika saya dewasa, saya menganggap bahwa mengumpat adalah sebagai suatu tindakan kebodohan.


Karena kata kata kasar membangkitkan amarah diri kita sendiri dan menyulut kemarahan orang lain.

Saya tidak pernah melihat kehidupan yang berkualitas dari seorang pemarah, selain lemah dan rapuh dari segi spiritual, seorang pemarah menghilangkan banyak kesempatan.

Seorang pemarah, adalah seorang yang lelah, ia seorang yang berperang dengan dirinya sendiri, sekalipun ia menang, ia hancur.

"Tidak ada yang lebih buruk daripada seorang yang menjadi marah sampai ia tidak dapat menguasai diri"

~"Pada saat kita jadi pemarah, kita telah kalah"
~"Pada saat kita membenci, kita telah terkunci"
~"Pada saat kita mendendam. kita telah menjadi tawanan".

 

Solusi menuju ketenangan:

"MENGAMPUNI"

Janganlah sampai amarahmu merusak jalan hidupmu dan masa depanmu. Jadilah orang sabar serta arif dan bijaksana.


Sumber: Anonim


*) Ulysess Grant adalah pahlawan militer ketika ia terpilih menjadi presiden. Pada 1864, ia diangkat menjadi Jenderal tertinggi oleh Presiden Abraham Lincoln dalam Perang Saudara Amerika. Pada 1865 ia menerima penyerahan Jenderal Robert Lee, panglima negara-negara bagian selatan Amerika yang memberontak, yang menandakan berakhirnya Perang Saudara. Ia dianggap yang bisa memenangkan perang ini, sebagai panglima pasukan Federal yang mengalahkan pasukan Konfederasi (Wikipedia).

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More