Konsep Analisis Beban Kerja (Workload Analysis) masih sulit ditemui dan kalaupun ada masih sulit dipahami karena para ahli yang menggunakan konsep ini melihatnya dari sudut pandang yang beragam sesuai dengan latar belakang disiplin ilmu mereka sehingga belum tentu sesuai dengan apa yang kita butuhkan dan harapkan.
Berikut ini definisi-definisi analisis beban kerja yang ditemui dari berbagai referensi berbahasa Indonesia yang konsepnya bersifat umum dan sederhana sehingga lebih mudah dipahami:
Menurut Komaruddin (1996:235), analisa
beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang
digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu
tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan
berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang
tepat dilimpahkan kepada seorang petugas.
Menurut Simamora (1995:57), analisis
beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah karyawan maupun kwalifikasi
karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Menpan (1997), pengertian
beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan
oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk
mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit
organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan
menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik
manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban
kerja merupakan salah satu teknik manajemen untuk mendapatkan informasi
jabatan, melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara
analisis. Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai
alat untuk menyempurnakan aparatur baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan,
dan sumberdaya manusia.
Menurut Heizer dan Render
(1996:98), standar tenaga kerja adalah jumlah waktu yang diperlukan
rata-rata tenaga kerja, untuk mengerjakan aktivitas kerja khusus dalam kondisi
kerja yang normal, atau dengan kata lain standar tenaga kerja dapat digunakan
untuk menetapkan jumlah personil, agar mampu menghasilkan produksi yang
diharapkan perusahaan. Lebih jauh dikatakan, bahwa untuk menentukan standar
tenaga kerja dapat dilakukan dalam empat cara, yakni berdasarkan pengalaman
masa lalu, pengkajian waktu, standar waktu sebelum penentuan, dan pengambilan
contoh kerja.
Menurut T. Hani Handoko
(1985:135), standar pekerjaan dapat diperoleh dari hasil pengukuran
kerja atau penetapan tujuan partisipatip. Teknik pengukuran kerja yang dapat
digunakan antara lain: studi waktu, data standar, data waktu standar yang telah
ditetapkan sebelumnya, dan pengambilan sampel kerja (work
sampling). Penetapan standar kerja dapat dilakukan melalui
pembahasan antara manajer dengan para bawahannya, dimana materi pembahasan
mencakup sasaran-sasaran pekerjaan, peranannya dalam hubungan dengan
pekerjaan-pekerjaan lain, persyaratan-persyaratan organisasi, dan kebutuhan
karyawan. Proses penentuan standar kerja seperti ini sering menimbulkan komitmen
karyawan, semangat kerja, kepuasan, dan motivasi yang lebih besar. Standar
kerja, kadang-kadang juga ditetapkan secara partisipatip dengan pemimpin
organisasi buruh, hal ini karena para pemimpin serikat karyawan memahami
pentingnya melakukan perundingan tentang standar-standar pelaksanaan berbagai
pekerjaan, dan perjanjian-perjanjian hasil perundingan ditulis dalam kontrak
kerja.
Menurut Moekijat (1995:58), analisis
jabatan memberikan informasi tentang syarat-syarat tenaga kerja secara
kualitatif serta jenis-jenis jabatan dan karyawan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas-tugas. Jumlah waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan adalah sama dengan jumlah keempat waktu berikut :
- Waktu yang sungguh-sungguh dipergunakan untuk bekerja
yakni waktu yang dipergunakan dalam kegiatan-kegiatan yang langsung
berhubungan dengan produksi (waktu lingkaran/waktu baku/dasar).
- Waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang
tidak langsung berhubungan dengan produksi (bukan lingkaran/non-cyclical
time).
- Waktu untuk menghilangkan kelelahan (fatigue
time).
- Waktu untuk keperluan pribadi (personal
time).
Jumlah orang yang diperlukan untuk menyelesaikan
jabatan/pekerjaan sama dengan jumlah waktu untuk menyelesaikan
jabatan/pekerjaan dibagi dengan waktu yang diberikan kepada satu orang. Namun
demikian, untuk menentukan jumlah orang yang diperlukan secara lebih tepat,
maka jumlah tersebut perlu ditambah dengan prosentase tertentu akibat
ketidakhadiran pegawai.
Menurut Irawan, Motik, dan Sakti
(1997:63), dalam perencanaan sumberdaya manusia, selain kegiatan
analisis jabatan juga diperlukan analisis beban kerja dan analisis kebutuhan
tenaga kerja. Beban kerja adalah kapasitas produksi dikalikan waktu sedangkan
kebutuhan tenaga kerja adalah beban kerja dibagi dengan rata-rata sumbangan
tenaga karyawan perbulan.
Menurut Moeljadi (1992:93),
perencanaan tenaga kerja dalam jangka panjang ditentukan oleh sisi permintaan
perusahaan, yaitu perkiraan kebutuhan tenaga kerja dan sisi penawaran yaitu
ketersediaan tenaga kerja di pasar. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja perusahaan
ditentukan oleh perkiraan tersedianya tenaga kerja di perusahaan dan
rencana-rencana perusahaan. Sedangkan perkiraan tersedianya tenaga kerja itu
sendiri, ditentukan dari analisis beban kerja, analisis perpindahan tenaga
kerja dan analisis kelebihan atau kekurangan tenaga kerja. Analisis kelebihan
atau kekurangan tenaga kerja perusahaan, berkaitan dengan besarnya jumlah
tenaga kerja yang ada pada perusahaan tersebut berada pada kondisi berlebih
atau kurang jika dikaitkan dengan beban kerja. Analisis tersebut dapat
dilaksanakan jika sudah diketahui beban kerjanya. Dan analisis beban kerja
sendiri memberikan arahan tentang produktivitas. Produktivitas kerja dapat
digambarkan dalam efisiensi penggunaan tenaga kerja. Di mana tenaga kerja
tersebut akan dapat digunakan secara efisien jika jumlah tenaga kerja yang ada
seimbang dengan beban kerjanya.
Kesimpulan:
Dari semua uraian pemikiran sebagaimana tersebut di atas,
tersirat makna bahwa dalam melaksanakan analis beban kerja diperlukan hal-hal
sebagai berikut:
- Hasil analisis jabatan yang berupa informasi jabatan.
- Menetapkan jumlah jam kerja per hari.
- Adanya satuan hasil.
- Waktu penyelesaian dari tugas-tugas/produk.
- Adanya standar waktu kerja.
- Adanya beban kerja yang akan diukur.
- Perhitungan jumlah pegawai yang dibutuhkan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas
terlihat bahwa pengertian beban kerja terkait dengan 4 (empat) aspek yaitu:
- Aspek tugas-tugas yang harus
dikerjakan
- Aspek seorang atau sekelompok
orang yang mengerjakan tugas-tugas tersebut
- Aspek waktu yang digunakan untuk
mengerjakan tugas-tugas tersebut
- Aspek keadaan/kondisi normal pada
saat tugas-tugas tersebut dikerjakan
Dengan
demikian, pengertian analisis beban kerja (Workload Analysis) adalah suatu proses analisa terhadap
waktu yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang dalam menyelesaikan
tugas-tugas suatu pekerjaan (jabatan) atau kelompok jabatan (unit kerja) yang
dilaksanakan dalam keadaan/kondisi normal.
Selain itu juga ditemui beberapa konsep terkait dengan analisis beban kerja (workload analysis) dari referensi berbahasa asing yaitu:
Workload :
1. The amount of work assigned to or expected from a worker in
a specified time period.
2. The amount of work that a machine produces or can
produce in a specified time period.
(The
American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition copyright
©2000 by Houghton Mifflin Company. Updated in 2009. Published by Houghton
Mifflin Company).
Workload :
(Business/Industrial Relations
& HR Terms) the amount of work to be done, esp in a specified period by a
person, machine, etc.
Workload is work that a person is expected to do in a specified time
(Based on WordNet 3.0, Farlex clipart
collection. © 2003-2012 Princeton University, Farlex Inc.)
Workload Analysis :
Secara umum definisi Beban Kerja dan Analisis Beban Kerja tersebut memiliki pengertian yang relatif serupa dengan definisi Analisis Beban Kerja referensi berbahasa Indonesia.