Pagi ini ketika saya bersama isteri berolahraga kecil dengan berjalan kaki menyusuri kampung-kampung di sekitar tempat tinggal kami di kawasan Kota Baru Bekasi Barat, kami berhenti sejenak di sebuah warung kecil untuk membeli ketupat sayur pikulan sambil beristirahat. Di warung kecil ini kami duduk dan makan ketupat sayur sekaligus memesan teh panas yang biasanya memang cukup kami pesan 1 gelas untuk diminum berdua.
Sambil menikmati ketupat sayur,
tanpa sengaja saya dan isteri mengamati cukup sering Pak Haji Abdul Hakim
pemilik warung bolak-balik mengijinkan dan melayani orang-orang yang datang
untuk meminjam pompa sepeda (warna stainless dengan tabung kecil berwarna
orange di bagian bawahnya). Kalau saya tidak keliru mereka yang meminjam pompa
itu adalah: 2 orang bersepeda yang akan pergi memancing, 1 orang tukang
sayur, 1 orang anak kecil, dan beberapa yang lain yang tidak saya perhatikan.
Merasa penasaran, akhirnya saya
bertanya langsung kepada Pak Haji mengenai hal ini. Ternyata ia melakukannya
semata-mata untuk beramal membantu orang lain yang membutuhkan pompa tersebut
tanpa meminta bayaran, sementara ia sendiri tidak punya usaha bengkel
sepeda/motor. Bahkan ia melakukan hal yang sama untuk membantu orang lain yang
lewat di depat warungnya dengan menyediakan air putih matang di dalam teko plus
gelasnya untuk diminum oleh mereka (biasanya para penjual makanan atau barang).
Sungguh suatu akhlak mulia yang dimulai dari apa yang dimiliki meski hal itu
adalah hal kecil yang sederhana. Padahal sebenarnya usaha warungnya yang
sederhana itu hanya menjual makanan kecil titipan plus minuman teh dan kopi. Ia
sendiri adalah mantan tukang bangunan yang sekarang sudah tidak kuat lagi untuk
bekerja seperti dulu. Selain dari warung tersebut, pendapatannya diperoleh dengan
menyewakan 3 rumah kontrakan yang diperolehnya dari warisan orang tuanya.
Semoga kita bisa mengambil hikmah
dari apa yang telah dilakukan secara nyata oleh Pak Haji Abdul Hakim ini, amin…
Kotabaru, Bekasi Barat.
0 comments:
Post a Comment