Sunday, 30 December 2012

Tersiksa Menjadi Orang Bodoh




Di Bandara Darwin, Subuh dini hari ini aku merasa seperti orang bodoh atau orang kampung yang masuk kota. Mulai dari check-in, petugas Airasia (wanita bule) mengatakan sesuatu yang aku tidak jelas mendengarnya (dalam bahasa Inggris sih!). Setelah aku minta diulang dengan bilang “sorry”, baru aku agak mendengar kalau dia mengucapkan kata “parfum”, jadi aku bilang aja “no”, karena mungkin maksudnya dia bertanya apakah di tas kabin yang aku bawa ada alkohol, parfum, cairan, dan sejenisnya atau tidak. “Kenapa bodoh sekali aku untuk urusan mendengar dalam bahasa Inggris”, gerutuku dalam hati.

Sebelumnya, begitu masuk ke ruang tunggu bandara aku sudah mulai merasa tidak percaya diri (grogi), tidak berani langsung melakukan check-in  di counter Airasia tapi aku perlu duduk-duduk dulu, mengambil nafas, melihat sana-sini, baru setelah itu aku berani menuju ke counter untuk melakukan check-in meskipun sepertinya sama sekali belum ada calon penumpang lain yang sudah melakukan check-in. Tampaknya aku datang kepagian, barangkali terlalu bersemangat dan kangen untuk segera pulang ke Indonesia. Heran… aku kok seperti orang yang baru pertama kali dating ke bandara untuk naik pesawat.

Hal yang sama terjadi lagi saat di pemeriksaan “x-ray”. Dalam berkomunikasi dengan petugasnya aku hanya bisa mengerti sampai greetings saja, setelah itu aku sulit mengerti apa yang ditanyakannya, hanya samar-samar saja aku dengar kata-kata “laptop”, “handphone”, “belt”, jadi aku langsung buka tas keluarkan laptop, keluarkan handphone dan buka ikat pinggang dari celana jeans (celanaku yang longgar jadi agak kedodoran). Dan untungnya… ternyata… kebetulan… apa aku tangkap dan aku lakukan itu benar seperti yang dia inginkan. Kenapa telingaku kok masih “gatal’ aja kalau menyimak orang berbicara bahasa Inggris, hehe…

Begitu pula saat duduk-duduk menunggu di depan pintu ruang imigrasi yang masih terkunci dan di sebelahku duduk seorang wanita bule, yang mungkin calon penumpang juga. Aku bingung mau mengatakan apa dalam bahasa Inggris untuk bilang bahwa pintunya belum dibuka, atau untuk bertanya apakah dia naik pesawat Airasia pukul 04.45 juga? Saking merasa bodohnya, sampai-sampai aku segera menjauh darinya supaya dia tidak mengajakku berbicara yang pasti akan semakin membuat kelabakan. Ampuuun… kok ngepeeer… Malu-maluin deh!

Lagi-lagi kebodohan terjadi lagi, kali ini saat pemeriksaan oleh pihak imigrasi dimana petugasnya bertanya kenapa aku tidak mengisi halaman belakang yang isinya tentang apakah kita membawa uang lebih dari 10.000 dolar Australia. Karena memang aku lupa, aku segera ambil kembali form itu lalu membacanya sekilas dan kemudian dengan yakin aku langsung kasih tanda silang di kolom “yes”. Karena ragu dengan apa yang aku isi lalu dia bertanya lagi “Are you sure… show me your money!” Aku terbengong dan berpikir apakah aku salah isi… Setelah betul-betul membaca tulisannya aku baru mengerti bahwa yang dimaksud adalah kebalikannya, lalu aku bilang “no” kemudian memberi tanda silang pada kolom “no”. Kemudian dia bilang “sign” sambil menunjuk disamping kolom tersebut, lalu aku pun membubuhkan paraf disamping koreksinya. Salah lagi… salah lagi…

Sungguh menjadi “orang bodoh” atau orang tidak/belum tahu itu tidak enak/menyenangkan… Rasanya diri ini malu dan tidak ada artinya lagi dihadapan mereka. Jadi apa yang harus kita lakukan untuk menghindari atau mengatasinya. Pertama, sebaiknya kita harus mempersiapkan diri dengan baik mengetahui informasi yang harus kita miliki/ketahui sebelum menghadapi suatu kegiatan atau aktivitas yang baru/berbeda bagi kita. Kedua, jangan melakukan hal-hal yang merupakan kesalahan atau pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku agar kita tidak tambah stress. Ketiga, kita harus menyadari bahwa bukan hanya kita saja yang bisa mengalami hal tersebut saat menghadapi hal yang baru/berbeda tetapi semua orang bisa mengalami hal yang sama; artinya hal itu adalah wajar atau bersifat manusiawi (alasan yang terakhir ini bukan untuk mencari-cari alasan atau pembenaran/rasionalisasi saja, tetapi memang benar demikian).

Bandara Darwin, 22 Februari 2011 

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More